Kamis, 06 Desember 2007

ATLET FIRST WINNING SECOND


Pada pelatihan olahraga ada beberapa tujuan yang
ingin dicapai antara lain ada yang berorientasi
kemenangan, kesenangan, dan ada yang
berorientasi untuk meningkatkan kemampuan fisik,
psikis maupun sosial. Adanya perbedaan orientasi
inilah yang menyebabkan timbulnya perbedaan
pendekatan yang dilakukan oleh pelatih terhadap
atlet selama proses pelatihan berlangsung.

American Coaching Effectiveness Program memiliki
motto “Athletes first, winning second” yang
biasa dipakai sebagai landasan filosofi bagi
para pelatih dalam menjalankan tugasnya
(Martens, 1990:5). Atlet pertama kemenangan
kedua berarti bahwa setiap keputusan yang dibuat
oleh pelatih akan selalu mempertimbangkan apa
yang terbaik untuk atlet atau demi kepentingan
atlet, dan yang ke dua untuk memperoleh
kemenangan. Motto tersebut tidak berarti bahwa
kemenangan itu tidak penting, tetapi kemenangan
itu sepenting perkembangan atlet. Artinya,
perkembangan atlet lebih diutamakan dari pada
kemenangan itu sendiri. Hal-hal yang biasa
dilakukan oleh pelatih yang menganut faham
tersebut yaitu:
a.Tidak akan memaksakan atlet yang sedang cedera
untuk tampil dalam pertandingan sampai
selesainya program rehabilitasi.
b.Merasa bangga bila atlet dapat mengeluarkan
seluruh kemampuannya tanpa mempedulikan hasil
pertandingan, dan akan merasa kecewa bila
atlet-atletnya tidak mampu menunjukkan usaha
yang maksimal selama pertandingan.
c.Memberi tanggung jawab yang besar kepada atlet
dengan cara memberi kesempatan untuk membuat
keputusan-keputusan yang menyangkut penentuan
program latihan dan mengkaitkannya dengan
pengembangan kepribadian secara menyeluruh.
d.Selalu memperhatikan kehidupan atlet dan
membuka diri untuk mengadakan komunikasi.

Sedangkan bila kemenangan menjadi focus utama,
pelatih hanya akan mengerjakan hal-hal yang
terbaik bagi atlet sepanjang tidak mengganggu
tujuan utama yaitu untuk metaih kemenangan.
Pelatih akan selalu memaksakan kehendak kepada
atlet dan lingkungannya asalkan tujuan
memperoleh kemenangan dapat terwujud. Untuk itu
keselamatan atlet, perkembangan atlet dan
hubungan inter personal menjadi kurang mendapat
perhatian. Oleh sebab itu dalam kompetisi
berusaha untuk menang dalam batas-batas
sportivitas seharusnya merupakan tujuan setiap
atlet dan pelatih. Berusaha keras untuk
memenangkan pertandingan merupakan inti untuk
dapat menikmati kompetisi dalam olahraga.
Kemenangan bukanlah segalanya, tetapi berusaha
keras untuk menang itulah esensinya. Banyak
mantan atlet mengatakan bahwa kenangan yang
terindah bukan pada saat merayakan kemenangan,
tetapi persiapan latihan yang dijalani selama
berbulan-bulan, antisipasi pada pertandingan
yang akan dilakukan dan rahasia pribadi sebelum
dan selama kompetisi. Oleh karena lamanya
persiapan untuk mengikuti pertandingan 99%,
sedangkan kompetisi hanya 1%.

Beberapa pelatih mengalihkan pusat perhatiaannya
dari sekedar untuk mencari kemenangan secara
berangsur-angsur berubah menjadi memfokuskan
perhatiannya pada perkembangan atlet.
Perkembangan seseorang sebagai atlet dan
individu dijadikan sebagai tolok ukur
keberhasilan pelatihannya. Pada situasi ini
pelatih akan merasa berhasil bila atlet yang
dibinanya tingkat kualitas kondisi fisik,
teknik, dan taktiknya meningkat, memiliki
kebiasaan hidup sehat, mampu mengontrol emosi,
memiliki disiplin dan kemandirian yang cukup
tinggi, dapat bekerja sama dengan orang lain
serta memiliki tingkah laku yang tepatwalaupun
tidak juara. Dengan kata lain, selama proses
berlatih melatih orientasi utamanya adalah
mengungkapkan dan meningkatkan potensi atlet
secara menyeluruh. Artinya, terjadi peningkatan
seluruh aspek pribadi manusia, yaitu: (1)mahluk
Tuhan, (2)mahluk social, (3)sehat rochani, dan
(4) jasmaninya.







Copyright © 2006-2007 Yuwana Sarana Olahraga Yogyakarta, All Rights
Reserved

Tidak ada komentar: