Sabtu, 08 Desember 2007

tentang bola voli

Bola voli, yang dinaungi oleh FIVB (Federation Internationale De Volley-Ball) yang berdiri pada tahun 1947 dan pertama kali dipertandingkan di tingkat dunia pada tahun 1949 di Praha, Cekoslovakia adalah salah satu dari empat cabang olahraga yang cukup digemari di Indonesia (Selain Bulutangkis, Sepakbola, dan Basket). Permainan ini dimainkan oleh 2 tim yang masing-masing terdiri dari 6 orang pemain dan berlomba-lomba mencapai angka 25 terlebih dahulu. dulu pernah angka atau nilai yang digunakan 15 point tetapi sekarang dengan rally point sebanyak 25. jika terdapat nilai 24 sama maka diteruskan dengan deuce sebanyak 2 point. jika ingin menang jika terjadi deuce harus unggul 2 point.

Dalam sebuah tim, terdapat 4 peran penting, yaitu Tosser (atau setter), spiker (tukang smash), libero, dan defender (pemain bertahan). Tosser atau pengumpan adalah orang yang bertugas untuk mengumpankan bola kepada rekan-rekannya dan mengatur jalannya permainan. Spiker bertugas untuk memukul bola agar jatuh di daerah pertahanan lawan. Libero adalah pemain bertahan yang bisa bebas keluar dan masuk tetapi tidak boleh mensmash bola ke seberang net maupun mengumpan kepada spiker untuk dismash. Defender adalah pemain yang bertahan untuk menerima serangan dari lawan.

Untuk bermain bola voli tidak menuntut kemampuan fisik yang tinggi, yang diperlukan hanyalah semangat untuk mau mengejar bola kemanapun jatuhnya. perlahan-lahan teknik yang diperlukan untuk bermain voli itu akan tumbuh dengan sendirinya. tetapi untuk menjadi pemain bola voli yang baik dibutuhkan latihan yang rutin dan juga fisik yang baik pila.

Justru ada satu hal yang mungkin dilupakan oleh banyak orang, yaitu bahwa bermain voli juga menuntut kemampuan otak yang prima, terutama tosser. Tosser harus dapat mengatur jalannya permainan. Tosser harus memutuskan apa yang harus dia perbuat dengan bola yang dia dapat, dan semuanya itu dilakukan dalam sepersekian detik sebelum bola jatuh ke lapangan sepanjang permainan.

Jadi hanya orang bodoh yang mengatakan bahwa yang penting dalam bermain voli adalah lompatan yang tinggi, passing yang bagus, dan pukulan yang keras. Tanpa otak maupun kemauan yang cukup mustahil semua itu bisa tercapai

Kamis, 06 Desember 2007

Perwasitan Bola Voli
Contributed by martiana
Wednesday, 23 May 2007
Last Updated Wednesday, 23 May 2007

Jakarta - Cabang olahraga bolavoli sudah menjadi cabang olahraga rakyat, dari kota-kota besar sampai ke pelosok
desa, pria maupun wanita, tua - muda, setiap hari main bola voli.
Federasi Bolavoli Internasional terbentuk tahun 1946, telah memasukkan cabang olahraga ini menjadi salah satu cabang
olahraga yang dipertandingkan pada Olympiade Tokyo 1964. Perkembangan permainan bolavoli, baik secara fisik,
teknik, maupun taktik haruslah diikuti dengan perkembangan mutu perwasitannya.
Pedoman Umum Perwasitan Bolavoli 1) Memimpin suatu pertandingan agar dapat berjalan lancar tanpa mengalami
gangguan apapun.2) Dapat menafsirkan peraturan dengan tepat dan selalu konsisten dalam mengambil keputusan. 3)
Harus adil dan objektif - sesuai peraturan yang sudah disahkan PBVSI. 4) Putusan tidak berdasarkan ramalam atau
prasangka, tetapi merupakan kejadian yang nyata atau fakta benar-benar nyata terlihat wasit. 5) Tempat sedekat
mungkin dan lebih tinggi dari net. Posisi dapat mengamati medan dan seluruh pemain dengan baik dan jelas. Syarat
Menjadi Wasit Bolavoli v Berbadan sehat dan mempunyai fisik normal. v Mempunyai bakat menjadi seorang wasit.v
Senang terhadap permainan bolavoli. v Serendah-rendahnya lulusan SLTP. v Berumur 20 - 40 tahun. v Berdedikasi
tinggi v Anggota satu perkumpulan bolavoli. v Berstatus amatir. Jenjang Wasit Bolavoli Wasit perkumpulan Wasit
cabang wilayah Wasit daerah/Pemda tingkat A dan B Wasit nasional tingkat A, B, dan C Wasit kandidat international
Perlengkapan Wasit Pakaian Seragam : Celana putih/hitamKaos putih polos atau hitam garis-garis putih pakai
krahSepatu karet putihBadge wasit sesuai klasifikasi:Ø kuning untuk cabang - dikeluarkan cabangØ putih untuk Pemda -
dikeluarkan PemdaØ hijau untuk nasional - dikeluarkan PBVSI Pusat, danØ biru - untuk internasional - dikeluarkan IVBF
Komposisi Wasit Seorang wasit pertama (referee) Seorang wasit kedua (umpire) Seorang pencatat (scorer) 4 atau 2
orang hakim garis (linesmen) Tugas, Kewajiban dan Wewenang Wasit Tugas Wasit 1) Memimpin pertandingan agar
berjalan lancar. 2) Meningkatkan: keterampilan, kemampuan dan pengetahuan tentang perwasitan bolavoli. 3)
Menyebarluaskan peraturan pertandingan di masyarakat. 4) Meningkatkan mutu perwasitan di masyarakat khususnya di
Indonesia pada umumnya. Kewajiban dan Wewenang Wasit 1) Wajib memimpin pertandingan bolavoli baik di tingkat
cabang, daerah, nasional maupun tingkat internasional. 2) Tidak berhak memimpin pertandingan di atas sertifikat yang
dimilikinya. Prosedur Mewasiti Wasit 1 dan 2 yang diperbolehkan meniup peluit selama pertandingan. Wasit 1 memberi
tanda memulai permainan (service). Wasit 1 dan 2 : tanda bola mati setelah yakin ada pelanggarannya, tanda bola mati
bertujuan untuk menunjukkan menyetujui atau menolak permohonan regu. Wasit 1 : memberi peringatan, menjatuhkan
hukuman. Begitu wasit meniup peluit sudah harus dapat menunjukkan: Ø Sifat kesalahan dan isyarat tangan yang resmi. Ø
Pemain yang bersalah Ø Giliran service, sekaligus menunjuk regu yang mendapat poin. o Isyarat dilakukan hanya
seketika. Isyarat dilakukan dengan tangan untuk menunjuk satu kesalahan. Yang melakukan kesalahan ditunjuk.
Menunjukkan giliran service, sekaligus memberi tanda poin dari kesalahan yang dibuat satu regu. o Kekuasaan Wasit 1 Ø
Memimpin pertandingan dari awal sampai akhir pertandingan. Ø Mempunyai kekuasaan penuh, termasuk upaya yang
tidak tercantum dalam peraturan. Ø Kekuasaannya mutlak - dapat mengganti salah seorang petugasnya bila dianggap
tidak melaksanakan tugasnya dengan baik. Ø Menentukan lapangan baik/buruk sebelum pertandingan. o Wasit 1 harus mengawasi bola, apakah bola tersebut telah memenuhi persyaratan sewaktu permainan berlangsung. Tanggung
Jawab Wasit 1 o Sebelum pertandingan : Ø Memeriksa sarana/prasarana pertandingan. Ø Melakukan tos. Ø pemanasan. o Selama pertandingan : Ø Mempunyai wewenang menentukan kesalahan: kesalahan pukulan servis, regu, block, sentuhan pada net, menyentuh bola, di atas net beserta pita horizontalnya, simultan/bersamaan. Ø Jangan
membiarkan suatu perdebatan atas pengajuan kapten. Ø Jika kapten tidak sepaham dalam penafsiran, dicatat di lembar
score sheet, wasit 1 harus memberi pencatatan protes di akhir pertandingan. o Sesudah pertandingan. Ø
Menandatangani score sheet. Ø Langsung menuju ke ruang wasit. Tugas Wasit 2 o Mengawasi posisi pemain selamaset
itu berlangsung, pemindahan tempat waktu set penentuan. o Mengawasi tindak tanduk anggota masing-masing regu
yang duduk di bangku cadangan, kalau ada sesuatu harus dilaporkan ke wasit 1. o Mencegah pemain cadangan
melakukan pemanasan di area pertandingan. o Mengawasi jumlah time out dan pergantian pemain.o Menolak
penghentian yang tidak layak; mengabulkan permohonan yang sah serta mengawasi waktunya.o Menunjukkan
kesalahan lain tanpa meniup peluit, tetapi tidak boleh menekan wasit 1. o Menentukan diperlukan atau tidak pengeringan
permukaan lapangan.
volimania.org
http://volimania.org Powered by Joomla! Generated: 18 November, 2007, 15:56
Berita Detail Berita
29/05/2007 10:20:58


YUSO MENYIAPKAN TIM ADVOKASI


Yogya, Yuso. Ribut-ribut masalah skorsing pemain
yang tidak memenuhi panggilan untuk Pelatnas SEA
GAMES 2007. ternyata menyita pikiran dan tenaga
bagi mereka yang terlibat, demikian juga bagi
para pemain dan officials Yuso Tomkins
Yogyakarta.

Perlu diketahui bahwa ketidakhadiran M
Zaenuddin, Antho Bertiawan dan Erlani Wijayanti
memenuhi panggilan PP PBVSI sudah sepengetahuan
manajemen Yuso Tomkins Yogyakarta, untuk itu
melalui surat No. 047/PBV.Yuso/V/07 tertanggal 9
Mei 2007. Yuso memohonkan ijin ke PP PBVSI
tentang ketidak hadiran para pemain tersebut
oleh karena masalah pekerjaan untuk M Zaenuddin
dan masalah studi untuk Antho Bertyawan dan
Erlani Wijayanti.

Tetapi tanpa memberikan surat balasan kepada
perkumpulan, secara mengejutkan dalam beberapa
surat kabar sudah diumumkan tentang sanksi yang
diputuskan oleh komisi disiplin PP PBVSI tentang
larangan bermain bagi para pemain yang menolak
panggilan Pelatnas.

Andaikata ini benar tentu merupakan suatu
keputusan yang kontra pruduktif bagi PP PBVSI
sendiri ditengah gencarnya PP PBVSI yang
menginginkan adanya partisipasi masyarakat untuk
meningkatkan perkembangan bolavoli di tanah air
dan memunculkan serangkaian pertanyaan yang
sungguh tidak rasional.

Adapun pertanyaan-pertanyaan yang perlu
mendapatkan jawaban dari PP PBVSI adalah :
1. Apakah PP PBVSI menjamin masa depan para
atlet ?
2. Apakah PP PBVSI tidak mengerti terhadap latar
belakang status sosial ekonomi para atlet ?
3. Apakah PP PBVSI memang tidak menghendaki para
atletnya berpendidikan ?
4. Apakah PP PBVSI lupa bahwa setiap warga
negara berhak memperoleh pendidikan ?
5. Apakah PP PBVSI tidak menyadari bahwa
skorsing yang diberikan akan berdampak luas
terhadap perkembangan psikologis atlet ?
6. Apakah filosofi PP PBVSI dalam memajukan
olahraga bolavoli di Indonesia bila dikaitkan
dengan hak dan kewajiban atlet ?

Mengingat seluruh atlet Yuso Tomkins yang tidak
dapat memenuhi panggilan telah diketahui oleh
perkumpulan dan juga Pengprov Derah Istimewa
Yogyakarta, serta alasan-alasan yang disampaikan
memang benar seperti apa adanya atau tidak
dibuat-buat, maka perkumpulan akan mengambil
alih tanggung jawab yang dipikul atlet bila
memang benar PP PBVSI akan menjatuhkan skorsing.
Pihak perkumpulan telah menyiapkan tim advokasi
yang akan menangani masalah tersebut, namun
demikian perkumpulan masih berharap agar
skorsing tidak dijatuhkan tetapi PP PBVSI
bersama-sama dengan Perkumpulan-perkumpulan
tempat bernaung para pemain yang menolak
panggilan duduk satu meja untuk mencari solusi
agar kepentingan-kepentingan para pemain dapat
diakomodir sehingga kepentingan PP PBVSI untuk
mengangkat harkat dan martabat bangsa melalui
bola voli pada SEA GAMES 2007 mendatang juga
dapat terpenuhi. Semoga







Copyright © 2006-2007 Yuwana Sarana Olahraga Yogyakarta, All Rights
Reserved
Libero dalam Permainan Bola Volley


Sejak pertamakali libero diperkenalkan pada
permainan bolavoli tahun 1997, banyak reaksi
yang muncul ada yang setuju dan ada yang tidak.
Masing-masing kelompok mengajukan berbagai macam
argumentasi mulai dari yang irasional maupun
yang rasional. Bagi yang alergi perubahan dan
hanya mengedapankan pada sikap emosional,
kehadiran libero dipandang sebagai sesuatu
bentuk kegagalan dalam pembinaan yang tidak
dapat memberikan seluruh dasar-dasar teknik
kepada setiap pemain sampai pada
tingkat mahir.

Sedangkan bagi kelompok yang selalu menginginkan
adanya inovasi,
kehadiran libero dalam permainan bolavoli
merupakan sesuatu yang ditunggu-tunggu
agar permainan menjadi lebih menarik dan lebih
dapat memainkan emosi bagi para
penonton karena penonton disuguhi permainan
tingkat tinggi dengan waktu reli yang
relatip lebih lama. Tanpa perlu mendukung yang
kontra maupun pro, sejak keberadaan
pemain libero diatur dalam peraturan resmi FIVB
tahun 2001 – 2004 pada bab 6
pasal 20 ayat 1, 2 dan 3, mau tidak mau, suka
tidak suka, komunitas bolavoli di seluruh dunia
harus menerima dan menjalankannya.
Penggunaan libero secara resmi pada kompetisi
yang diselenggarakan oleh
PP PBVSI adalah ketika livoli di gelar untuk
yang pertamakalinya tahun 1999. Sedangkan untuk
tim nasional pertama kali menerapkan libero pada
kejuaraan Asia Pasific di Fukuoka tahun 1999
yang dilanjutkan di Tehran,Iran pada Kejuaraan
Asia. Sedangkan pada tahun 1998 pada Asian Games
di Thailand Indonesia merupakan satu-satunya
peserta yang belum menggunakan libero. Namun
demikian mulai sejak diperkenalkan hingga saat
ini, fungsi
libero dalam setiap kejuaraan yang dilangsungkan
di Indonesia (kecuali
pada Proliga dan Livoli) belum seperti yang
diharapkan. Hal ini terbukti dengan sering
dijumpainya pemain yang ditunjuk sebagai libero
merupakan pemain yang memiliki kualitas teknik
paling rendah dibandingkan dengan keseluruhan
anggota tim. Dengan demikian kehadirian libero
di dalam tim itu hanya sebagai pelengkap atau
pemanis sehingga tidak pernah difungsikan atau
dimainkan ketika timnya sedang bertanding.
Kondisi tersebut memperlihatkan bahwa pelatih
dan seluruh komponen pada tim itu belum
sepenuhnya mengerti dan memahami akan makna
serta fungsi kehadiran libero dalam sebuah tim.
Ketika bolavoli berubah dari aktivitas olahraga
rekreatif menjadi olahraga kompetitif, semua
orang menyadari bahwa serangan dalam
permainan bolavoli lebih dominan dibandingkan
dengan pertahanan. Untuk itu diperlukan
usaha-usaha agar dominasi serangan dapat
diseimbangkan dengan pertahanan, caranya adalah
dengan mengubah peralatan dan
peraturan permainan dengan tujuan untuk
meningkatkan kualitas pertahanan sehingga
permainan akan menjadi lebih menarik. Namun
demikian usaha untuk meningkatkan pertahanan
dalam pelaksanaan perkembangannya akan selalu
tertinggal dibandingkan dengan tingkat kemajuan
pada penyerangan.
Hal ini disebabkan serangan merupakan salah satu
teknik yang paling menarik dalam permainan
bolavoli. Sehingga pelatih dan atlet akan selalu
berusaha untuk mengembangkan teknik serangan
dengan tanpa didasari adanya rasa bosan dalam
melakukannya. Disamping itu tingkat perkembangan
serangan akan berjalan linier terhadap
peningkatan kualitas biomotor atlet akibat
meningkatnya kualitas latihan beban (weight
training).
Penggunaan pemain libero yang berfungsi sebagai
pemain bertahan memiliki tujuan utama untuk
meningkatkan kualitas pertahanan baik pada saat
menerima servis maupun pada saat bertahan
terhadap smes yang dilakukan oleh lawan. Pada
bab enam pasal 20.3.1.2. dijelaskan bahwa peran
pemain libero terbatas sebagai pemain baris
belakang dan tidak diizinkan untuk melakukan
serangan dari manapun termasuk di lapangan
permainan dan daerah bebas, jika pada saat
kontak dengan bola, seluruh ketinggian bola
lebih tinggi dari permukaaan net. Disamping itu
pada pasal 20.3.1.3. dijelaskan pemain libero
tidak diperkenankan untuk serve, blok, atau
mencoba untuk memblok. Sedangkan pada pasal
20.3.1.4. mengatur bagaimana pemain lain tidak
diperkenankan untuk melakukan pukulan serang di
atas net bila bola berasal dari pass atas pemain
libero di daerah serang.
Bola dapat dengan bebas diserang, jika libero
melakukan tindakan yang sama dari belakang
daerah serang. Dari peraturan-peraturan
tersebut menunjukkan bahwa peran pemain libero
memang disetting sebagai pemain
bertahan atau dengan kata lain untuk
meningkatkan pertahanan. Dengan meningkatnya
pertahanan, persentase serangan juga akan
menjadi meningkat dan kombinasi serangan akan
menjadi lebih beragam. Pada permainan bolavoli
modern, dimana servis banyak dilakukan dengan
cara melompat atau hampir menyerupai dengan
teknik smes, maka lintasan bola akan sangat
dipengaruhi oleh kerasnya pukulan dan cepatnya
putaran bola. Dalam sebuah penelitian ditemukan
bahwa untuk mencari receiver terbaik dalam
sebuah kejuaraan lebih sulit dibandingkan
mencari smasher terbaik. Mengingat teknik pasing
sangat mengandalkan ketepatan penempatan posisi
badan terhadap bola dan tingginya rasa gerak,
maka diperlukan pemain yang memiliki
keterampilan untuk memainkan bola tersebut.
Keuntungan lain dengan menggunakan libero adalah
bahwa pergantian yang dilakukan tidak tercatat
secara resmi sebagai pergantian. Libero bebas
menggantikan siapa saja dan kapan saja dengan
catatan diantara pergantian tersebut minimal
harus diselang dengan satu kali reli. Oleh
karena itu merupakan kerugian yang sangat besar
bila ada tim yang tidak mengoptimalkan libero
dalam setiap pertandingan yang dilakukan. Selama
pelaksanaan proliga belum pernah ada kasus-kasus
spesifik yang menyangkut libero. Namun demikian
bila libero sewaktu dalam pertandingan mengalami
cedera. pelatih dapat menunjuk pemain lain untuk
menjadi libero pada sisa pertandingan tersebut
dan libero yang cedera tidak dapat masuk kembali
untuk bermain pada sisa pertandingan itu.
Dari sedikit uraian tersebut dapat ditarik
kesimpulan bahwa libero dalam permainan bolavoli
diperlukan agar efektivitas pertahanan menjadi
lebih meningkat, sehingga pertandingan akan
menjadi lebih menarik karena meningkatnya jumlah
reli dan pada akhirnya penonton mau
berduyun-duyun ke tempat-tempat pertandingan
bolavoli.







Copyright © 2006-2007 Yuwana Sarana Olahraga Yogyakarta, All Rights
Reserved
ATLET FIRST WINNING SECOND


Pada pelatihan olahraga ada beberapa tujuan yang
ingin dicapai antara lain ada yang berorientasi
kemenangan, kesenangan, dan ada yang
berorientasi untuk meningkatkan kemampuan fisik,
psikis maupun sosial. Adanya perbedaan orientasi
inilah yang menyebabkan timbulnya perbedaan
pendekatan yang dilakukan oleh pelatih terhadap
atlet selama proses pelatihan berlangsung.

American Coaching Effectiveness Program memiliki
motto “Athletes first, winning second” yang
biasa dipakai sebagai landasan filosofi bagi
para pelatih dalam menjalankan tugasnya
(Martens, 1990:5). Atlet pertama kemenangan
kedua berarti bahwa setiap keputusan yang dibuat
oleh pelatih akan selalu mempertimbangkan apa
yang terbaik untuk atlet atau demi kepentingan
atlet, dan yang ke dua untuk memperoleh
kemenangan. Motto tersebut tidak berarti bahwa
kemenangan itu tidak penting, tetapi kemenangan
itu sepenting perkembangan atlet. Artinya,
perkembangan atlet lebih diutamakan dari pada
kemenangan itu sendiri. Hal-hal yang biasa
dilakukan oleh pelatih yang menganut faham
tersebut yaitu:
a.Tidak akan memaksakan atlet yang sedang cedera
untuk tampil dalam pertandingan sampai
selesainya program rehabilitasi.
b.Merasa bangga bila atlet dapat mengeluarkan
seluruh kemampuannya tanpa mempedulikan hasil
pertandingan, dan akan merasa kecewa bila
atlet-atletnya tidak mampu menunjukkan usaha
yang maksimal selama pertandingan.
c.Memberi tanggung jawab yang besar kepada atlet
dengan cara memberi kesempatan untuk membuat
keputusan-keputusan yang menyangkut penentuan
program latihan dan mengkaitkannya dengan
pengembangan kepribadian secara menyeluruh.
d.Selalu memperhatikan kehidupan atlet dan
membuka diri untuk mengadakan komunikasi.

Sedangkan bila kemenangan menjadi focus utama,
pelatih hanya akan mengerjakan hal-hal yang
terbaik bagi atlet sepanjang tidak mengganggu
tujuan utama yaitu untuk metaih kemenangan.
Pelatih akan selalu memaksakan kehendak kepada
atlet dan lingkungannya asalkan tujuan
memperoleh kemenangan dapat terwujud. Untuk itu
keselamatan atlet, perkembangan atlet dan
hubungan inter personal menjadi kurang mendapat
perhatian. Oleh sebab itu dalam kompetisi
berusaha untuk menang dalam batas-batas
sportivitas seharusnya merupakan tujuan setiap
atlet dan pelatih. Berusaha keras untuk
memenangkan pertandingan merupakan inti untuk
dapat menikmati kompetisi dalam olahraga.
Kemenangan bukanlah segalanya, tetapi berusaha
keras untuk menang itulah esensinya. Banyak
mantan atlet mengatakan bahwa kenangan yang
terindah bukan pada saat merayakan kemenangan,
tetapi persiapan latihan yang dijalani selama
berbulan-bulan, antisipasi pada pertandingan
yang akan dilakukan dan rahasia pribadi sebelum
dan selama kompetisi. Oleh karena lamanya
persiapan untuk mengikuti pertandingan 99%,
sedangkan kompetisi hanya 1%.

Beberapa pelatih mengalihkan pusat perhatiaannya
dari sekedar untuk mencari kemenangan secara
berangsur-angsur berubah menjadi memfokuskan
perhatiannya pada perkembangan atlet.
Perkembangan seseorang sebagai atlet dan
individu dijadikan sebagai tolok ukur
keberhasilan pelatihannya. Pada situasi ini
pelatih akan merasa berhasil bila atlet yang
dibinanya tingkat kualitas kondisi fisik,
teknik, dan taktiknya meningkat, memiliki
kebiasaan hidup sehat, mampu mengontrol emosi,
memiliki disiplin dan kemandirian yang cukup
tinggi, dapat bekerja sama dengan orang lain
serta memiliki tingkah laku yang tepatwalaupun
tidak juara. Dengan kata lain, selama proses
berlatih melatih orientasi utamanya adalah
mengungkapkan dan meningkatkan potensi atlet
secara menyeluruh. Artinya, terjadi peningkatan
seluruh aspek pribadi manusia, yaitu: (1)mahluk
Tuhan, (2)mahluk social, (3)sehat rochani, dan
(4) jasmaninya.







Copyright © 2006-2007 Yuwana Sarana Olahraga Yogyakarta, All Rights
Reserved
Pemakaian Bola Kombinasi Warna Dalam Permainan
Bola Volley Indoor


Pada akhir-akhir ini para pembina dan pelatih
sering disibukkan dengan pertanyaan dari atlet
dan penggemar bolavoli tentang perbedaan
pemakaian bola berwarna putih polos dengan bola
kombinasi warna. Pertanyaan-pertanyaan yang
diberikan selalu berkisar pada, apakah bola satu
warna (polos) masih dapat dipergunakan?, dan
apakah perbedaan menggunakan bola polos dengan
bola kombinasi warna?

Sesuai dengan peraturan permainan FIVB no 3.1.
bola yang dipergunakan dalam permainan bolavoli
dapat menggunakan satu warna dan terang serta
dapat menggunakan kombinasi warna. Akan tetapi
pada pertandingan resmi yang diselenggarakan
oleh FIVB bola harus terbuat dari kulit sintetis
dan menggunakan kombinasi warna. Atas dasar
itulah maka dalam pertandingan-pertandingan
resmi yang diselenggarakan oleh FIVB, maupun
pertandingan-pertandingan yang digelar oleh PP
PBVSI seperti yang terlihat pada siaran-siaran
televisi mulai dari PON XV di Surabaya sampai
Proliga 2003, bola yang dipergunakan sudah
menggunakan bola dengan kombinasi warna.
Sebenarnya telah terjadi beberapa kali perubahan
penggunaan bola dalam permainan
bolavoli yang didasarkan pada kemajuan sains dan
teknologi yang diterapkan dalam bidang olahraga.
Ketentuan adanya perubahan tersebut biasanya
akan dicantumkan pada peraturan permainan yang
berkaitan erat dengan pemakaian alat dan
fasilitas. Tujuannya adalah untuk meningkatkan
kualitas teknik dan taktik yang pada akhirnya
akan meningkatkan kualitas permainan secara
keseluruhan. Adapun
perubahan-perubahan yang berkaitan dengan
penggunaan bola pada lima tahun terakhir
ini adalah :
1. Perubahan tekanan bola dari 0,40 – 0,45
kg/cm² menjadi 0,30 – 0,325
kg/cm².
Perubahan tekanan ini dilakukan sebagai usaha
untuk mengurangi tingginya koefisien
elastisitas bola. Dengan koefisien elastisitas
yang lebih rendah dapat membantu pemain bertahan
untuk dapat meredam kerasnya bola yang dipukul
oleh spiker lawan.
Perlu diketahui bahwa besar kecepatan bola yang
dipukul oleh spiker pada saat ini
dapat mencapai lebih dari 30m/det, hal ini dapat
terjadi karena kemampuan kualitas
biomotor (otot) atlet menjadi semakin baik
sebagai akibat dari semakin
meningkatnya kualitas latihan.
2. Penggunaan bola warna untuk
pertandingan-pertandingan resmi. Telah
disinggung di depan bahwa, seiring dengan
meningkatnya kualitas fisik, meningkat pula
kemampuan pemain dalam memainkan bola. Dengan
kemampuan kualitas biomotor yang baik, para
pemain mampu melakukan serangan dari dekat net
maupun dari belakang garis serang dengan
kualitas yang sama baiknya. Demikian pula besar
kecepatan bola hasil pukulan menjadi sangat
tinggi serta putaran bola menjadi sangat cepat.
Putaran bola hasil pukulan tidak hanya selalu ke
depan (top spin) melainkan dapat ke samping
(side spin) baik ke kanan maupun ke kiri. Untuk
itu
diperlukan konsentrasi dan kecermatan pemain
bertahan menggunakan teknik yang
tepat untuk mengantisipasi datangnya bola dengan
putaran yang sangat bervariasi.
Sehingga pemain mampu mengarahkan bola sesuai
dengan sasaran atau target yang
ditetapkan. Dengan bola satu warna (polos),
faktor kesulitan akan menjadi lebih tinggi bagi
pemain bertahan karena pemain tidak dapat
melihat dengan tepat ke arah mana bola pukulan
lawan itu berputar, sehingga pemain tidak dapat
menempatkan posisi badannya dengan tepat dan
akhirnya arah pantulan bola tidak akan tertuju
pada target yang telah ditetapkan.
Oleh karena itu, penggunaan bolavoli warna akan
dapat membantu meningkatkan
kualitas teknik atlet dengan cara, atlet akan
dapat segera menyesuaikan sikap awal
tubuhnya terhadap lintasan dan arah putaran bola
yang menuju kepadanya. Dengan
mengetahui arah putaran bola, atlet akan dengan
mudah mengatur posisi lengan yang
berfungsi sebagai papan pantul yang disesuaikan
dengan kondisi yang dihadapinya.
Dari perubahan tersebut memperlihatkan bahwa
sampai saat ini efektivitas serangan
dalam permainan bolavoli masih lebih dominan
dari pada pertahanan. Untuk itu agar terdapat
perimbangan dari ke duanya diperlukan adanya
kajian-kajian yang dapat meningkatkan
efektivitas pertahanan sehingga permainan akan
menjadi lebih menarik.
Situs Resmi Badan Penelitian dan Pengembangan SDM - Depkominfo RI
05 September 2007
TIM BOLA VOLI INDONESIA TUNDUK DI TANGAN CINA
Jakarta, 5/9/2007 (Kominfo-Newsroom) - Tim voli Indonesia kalah dari Cina
dengan skor 3-2 pada pertandingan ketiga di babak perdelapan final
kompetisi bolavoli Asia 2007 di Jakarta, Rabu (5/9) malam.
Asisten pelatih tim nasional, Machfud Irsjada mengatakan, permainan tim
Indonesia di set pertama dan kedua kurang berkembang serta serve tim Merah
Putih kurang bagus sehingga kemenangan diraih tim Cina dengan angka 16-25,
15-25.
Namun memasuki babak ketiga timnas dapat memperpanjang permainan sehingga
kedudukan 25-21, di set keempat tim Merah Putih juga berhasil memaksa Cina
untuk bermain di set kelima, saat Indonesia meraih set keempat dengan
nilai 25-23 setelah pukulan Joni Sugianto masuk di daerah pertahanan Cina.

Machfud juga menjelaskan, pada set ketiga dan keempat dala perlawanannya
tim Indonesia mengalami kemajuan ditambah lagi, kombinasi antar pemain
sangat bagus. "Tetapi begitu memasuki set kelima, permainan tim kita
kurang bagus lagi. Serve dan blok para pemain pun tidak akurat dan
Indonesia kalah 10-15."
Tentang digantinya open spiker Rudi Tirtana pada set kedua, Machfud
menjelaskan, itu karena pada pertandingan melawan Cina, permainan Rudi
tidak berkembang, tak seperti saat melawan Thailand dan Taiwan, permainan
Rudi luar bisa tapi kini saat melawan China, reserve dia kurang bagus."
Dengan tambahan dua tenaga baru, Ayip Rizal dan kapten tim Erwin Rusni,
tim Indonesia bisa mengimbangi permainan Cina di set ketiga dan keempat.
Tetapi, memasuki set kelima Indonesia harus mengakui ketangguhan Cina.
Menurut libero Indonesia, Fadlan Abdul Karim, penampilan Indonesia saat
melawan Cina cukup bagus karena Indonesia sebelum pertandingan ini jarang
sekali bisa mengimbangai permainan Cina.
“Biasanya, kita kalah 3-0 dari Cina namun saat ini kita bisa mencuri dua
poin dari mereka,” ujar Fadlan sambil menambahkan, Indonesia hanya kurang
beruntung saja dalam pertandingan ketiga ini. (gro/id/b)

Minggu
18 Nopember 2007 SEARCH
KATEGORI BERITA
Umum
Teknologi Informasi dan Komunikasi